Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”

(Q.S. Al-Hujurat:15)

Sabtu, 15 Januari 2011

Reformulasi Habbit

Oleh: A. Saputri Mulyanna

Hari itu masih sangat pagi. Mentari pun belum menyapa sempurna. Kicauan burung masih samar terdengar. Angin subuh sesekali menampar. Jalan yang berkelok ke kiri, naik, ke kanan, turun, dan begitu seterusnya... Ya, perjalanan Sinjai-Makassar memang selalu berkesan. Tak pernah bosan. Beda waktu, beda pula kisah yang dicerita. Panorama alam yang diperlihatkannya cukup mampu menyisakan decak kagum. Jejeran pohon yang tertancap di sepanjang jalan seolah ikut menemani perjalanan siapa saja yang melintasinya. Gunung hijau yang mengelilingi seolah ikut menyambut Sang Musafir dengan penuh kehangatan dan seketika melepasnya dengan penuh kerinduan. Sawah yang membentang pun tak mau ketinggalan untuk menitip kesan pada Sang Pengelana. Atmosfer pedesaan sangat terasa. Subhanallah. Betapa sempurna hasil cipta-Nya.

Rabu, 12 Januari 2011

Tentang Sahabat


 Oleh: Heriyani Nasda
Kabid. PPO PW PII Sul-Sel

Sahabat..Ada Apa Denganmu??
Hari ini kubaca keluh kesahmu
kulihat gundah gulanamu
kudengar ketidakterimaanmu
Dan kurasakan ketakberdayaanmu
Kemarin sudut matamu berkaca- kaca
engkau menyalahkan keadaan
engkau mencoba lari
 engkau tak sanggup lagi mengarungi jalan penuh onak duri
Dan Sekarang engkau bertanya dimana ukhuwah itu
Sekarang engkau mencoba tak peduli lagi 
Aku..
Mencoba memahami apa yang engkau rasakan
Belajar memaknai tiap episode
 Mencari celah untuk membuatmu sejenak merenunginya
Tapi perenungan itu tak kunjung berarti
Diam...
Apakah tembok itu sedemikian kakunya
Hingga tak sanggup aku meruntuhkannya
Apakah ego itu sedemikian tingginya
Hingga tak tahu aku harus berbuat apa
Sampai kapan sahabat?
Rinduku melihat senyum ukhuwah dari sudut jiwamu
Rinduku merasakan kobaran semangat dakwah dari tiap gerakmu
Apakah sampai dititik ini saja kekuatanmu?
Tidakkah engkau ingat cerita air mata kerang tempo hari?
Mutiara mengkilap akhir perjuangannya.
Sungguh indah...

Ahad 19 April 2009

Sketsa Pendidikan Indonesia


Oleh: A. Saputri Mulyanna*)

“Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.”
(UU Sistem Pendidikan Nasio nal Pasal 5, ayat 1, 2003)

            Globalisasi terus saja menggelinding, bersama waktu yang juga ikut berputar. Kemajuan demi kemajuan pun mengiringinya. Berbagai sektor berhasil dilibatkan dalam setiap perjalanannya. Satu diantaranya adalah dunia pendidikan. Motor ideology yang menjadi kunci utama  perubahan sebuah bangsa. Salah satu pilar Negara Indonesia yang tak pernah lekang. Dan kini, telah menyeret Indonesia mencapai sebuah titik kemajuan. Karenanya, ketidaktahuan mampu terungkap. Karenanya pula, peradaban akhirnya terjamah. Ya, karena pendidikan! Pendidikan bagai menara gading. Dimana puncaknya tertancap sebuah kesuksesan dan kebahagiaan. Di puncak itu pula, sudut-sudut yang masih tersembunyi akan dengan mudah terlihat. Namun, untuk menancapkan kaki di sana, tentu tidak dengan hanya membayangkannya saja. Tanpa ada daya dan upaya untuk meraihnya. Begitulah analogi sebuah pendidikan. Bahkan, tidaklah berlebih jikalau pendidikan dijadikan sebagai pelopor pembaharuan. Wajar, semua berhak menggenggamnya!

Pornografi Merusak Fungsi Otak dan Seksual. Inilah Cara Mencegahnya

JAKARTA (voa-islam.com) – Pornografi  berbahaya karena merusak fungsi dan struktur otak dan menghambat hubungan seksual suami-istri. Orang yang sudah teradiksi pornografi akan mengalami kegagalan dalam beradaptasi sosial.
Hal itu dikatakan Kepala Pusat Intelegensia Kesehatan Depkes RI dr. Jofizal Jannis, Sp.S(K) dalam Workshop “Know Your Brain: Kerusakan Otak Akibat Pornografi” di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta (23/12/2010).
Menurut Jofizal, secara fungsional adiksi pornografi adalah sesuatu yang  memacu daya tarik seksual seseorang. Disebut adiksi., bila terjadi perilaku berulang yang merusak sehingga menyebabkan seseorang tidak sanggup menghentikannya. Kegagalan dalam pembinaan remaja bisa menjadi kegagalan  menyiapkan generasi mendatang.

Entahlah...

jika semua mengeluh, lalu siapa yang akan menguatkan ...
jika semua menyerah, lalu siapa yang akan mengendalikan ...
jika semua mundur, lalu siapa yang akan membuatnya menjadi lebih baik...
jika semua membiarkan, lalu siapa yang akan mempertahankan...
jika semua berlalu, lalu siapa yang akan menengok...
jika semua merasa lemah, lalu siapa yang akan mendongkrak semangat untuk mencipta karya...
jika semua merasa tak sanggup, lalu siapa yang akan memperjuangkan...
jika semua berlari, lalu siapa yang akan bertahan...

>>mungkin kah itu aku, kamu, atau justru kita ?

tak perlu lah terlalu lama merenungi.
tak perlu lah terlalu lama mendiami.
tak perlu lah terlalu lama membiarkan.
tak perlu lah terlalu lama menengok ke belakang.
tak perlu pula lah terlalu lama memikirkan.
cukup membuka sedikit ruang pikir kita untuk menyadari apa yang harus kita lakukan, dan apa yang tidak pantas kita lakukan...


.:  nafi'ah Al- fatih ---- nanna_jie :.
                               _dalam ruang pikir yang terus berpacu mencerna sekitar_

Meretas Profesionalisme Pengurus demi Keeksisan Lembaga

Oleh: A. Saputri Mulyanna
Ketua Korwil Korps PII Wati Sul-Sel

Menjamah Kearifan Lokal demi Meretas Profesionalisme Pengurus
Salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah organisasi adalah faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Pengelolaan SDM harus dilakukan secara massif dalam kerangka sistem yang bersifat strategis. Mengelolah SDM dengan segala potensi yang ada, kemudian secara bersama menghimpun kekuatan untuk merealisasikan misi yang telah dirumuskannya melalui karya terbaiknya. Penanganan SDM yang baik akan bermuara pada keberhasilan suatu organisasi, yang kemudian secara tidak langsung akan berimbas pada optimalisasi dalam merealisasikan misi yang telah dirumuskannya. Salah satu indikator sederhana atas keberhasilan tersebut setidaknya dapat kita lihat pada seberapa besar kinerja yang dihasilkan dalam mengimplementasikan setiap program. Hal ini ditandai dengan keberhasilan pelaksanaan program yang kemudian berimplikasi terhadap terciptanya produktivitas kerja dalam organisasi tersebut. Sehingga eksistensi organisasi akan terus dipertahankan. Adalah sebuah langkah yang cukup fundamental dalam roda kepengurusan sebuah organisasi untuk menyusun taktik dan strategi terbaiknya. Demi mencipta karya maksimal dalam mencapai visi yang telah diusungnya. Adanya tuntutan dalam penyelenggaraan program melalui tata kelola yang baik, merupakan satu titik yang harus disikapi dengan baik. Tentu dibutuhkan komitmen bersama selaku pihak yang berkontribusi didalamnya. Maka dituntutlah sikap profesionalitas itu.